Sedikit memulai dengan penyederhanaan antara kegiatan berlembaga dengan
peristiwa persetubuhan. sebuah lembaga terdiri dari beberapa perangkat
organisasi seperti, ketua, sekretaris, bendahara, ketua bidang,
pengurus. beberapa perangkat ini kita namakan pengurus. dan perangkat
penting lainnya adalah anggota. kedua unsur ini sangatlah menentukan
keberadaan organisasi yaitu pengurus dan anggota. melanjutkan
penyederhanaan ini, saya simbolkan pengurus itu adalah laki-laki dan
anggota itu adalah perempuan supaya betul-betul menyerupai
persetubuhan.. hehehehe.
Dalam persetubuhan laki-laki (biasanya)
menjadi prakarsa (sekedar mengira-ira). prakarsa ini hendaknya tidak
senantiasa dianggap sebagai tindakan sadar dan terkendali karena dalam
beberapa peristiwa banyak yang bersifat spontan dan alamiah. dengan
pandangan mata, sentuhan, ciuman, "tahap pembangkitan birahi" dicapai,
dalam hal ini birahi wanita dibangkitkan. tahap ini dilanjutkan dengan
tekanan pada daerah "peka" wanita dilakukan secara intensif. kemudian
tahap persetubuhan sebenarnya dimasukkan pada saat 'penetrasi' sampai
'orgasme'. akhirnya tibalah perasaan kedua pasangan yang baru mengalami
kebersamaan yang paling mesra diungkapkan terhadap satu sama lain.
Pengurus lembaga seharusnya melakukan prakarsa, hingga anggota ditarik perhatiannya, anggota sebenarnya selalu ada dan siap ditarik perhatiannya, sama halnya seorang istri yang ada dalam kamar tinggal ditarik perhatiannya oleh sang suami. kalau seorang istri ditarik perhatiannya kearah seksual, anggota dalam sebuah organisasi ditarik perhatiannya pada pokok, masalah organisasi, kegiatan-kegiatan, dan mungkin semacam kisah-kisah percintaan (k. saifullah ahmad pasti tau trik ini.. hehehehe). intinya ditarik untuk terlibat dan bertanggung jawab terhadap organisasi dan bersiap terhadap ancaman yang dianggap merusak keharmonisan persetubuhan. keterlibatan anggota tentu akan merasakan nilai-nilai organisasi dan menjelmakan dirinya pada nilai-nilai tersebut.
Faisal S.S, M.Hum (kak Coker)
Mantan Ketua Umum KMS UNM.
Pengurus lembaga seharusnya melakukan prakarsa, hingga anggota ditarik perhatiannya, anggota sebenarnya selalu ada dan siap ditarik perhatiannya, sama halnya seorang istri yang ada dalam kamar tinggal ditarik perhatiannya oleh sang suami. kalau seorang istri ditarik perhatiannya kearah seksual, anggota dalam sebuah organisasi ditarik perhatiannya pada pokok, masalah organisasi, kegiatan-kegiatan, dan mungkin semacam kisah-kisah percintaan (k. saifullah ahmad pasti tau trik ini.. hehehehe). intinya ditarik untuk terlibat dan bertanggung jawab terhadap organisasi dan bersiap terhadap ancaman yang dianggap merusak keharmonisan persetubuhan. keterlibatan anggota tentu akan merasakan nilai-nilai organisasi dan menjelmakan dirinya pada nilai-nilai tersebut.
Faisal S.S, M.Hum (kak Coker)
Mantan Ketua Umum KMS UNM.
mantap...
BalasHapus